watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

BERCINTA DGN SEPUPUKU

Aku baru selesai mandi sore dan mulai membuka
buku untuk dibaca. Tetapi kulihat seseorang
memasuki halaman dan aku segera menguakkan
korden agar lebih jelas siapa yang memasuki
halaman itu. Aku kaget dan gembira, ternyata
yang datang adalah Eva, saudara sepupuku yang
kuliah di Surabaya, semester pertama, usianya
sekitar 19 tahun.
"Hai, kamu sukanya bikin kejutan. Kenapa nggak
bilang-bilang kalau mau datang?" kataku basa-
basi.
"Kalau bilang dulu mau nyediain apa.."
Setelah basa-basi kutawarkan mandi dulu agar
hilang capeknya. Selesai mandi, ia membereskan
kembali tasnya. Sepintas ia melihat dinding di
sekeliling kamarku, yang penuh dengan gambar
telanjang. Dia tersenyum dan berkomentar.
"Bagaimana kalau ada anak-anak yang masuk ke
kamar ini", aku jawab bahwa kamar ini khusus
untuk orang yang sudah dewasa.
"Kalau begitu ada gambar yang lebih porno lagi
dong.."
"Ada, mau lihat?"
Sebelum menjawab, kuambilkan beberapa foto
porno kegemaranku yang kusimpan di dalam
lemari pakaianku.
"Mau lihat, nggak apa-apa kok untuk pelajaran
aja."
Dengan ragu-ragu ia terima juga foto-foto
kategori XXX, dan dilihatnya dengan cermat,
entah apa yang berkecamuk di dalam hatinya aku
tidak tahu, tapi terlihat ekspresinya begitu tenang
sekali. Entah karena sudah terbiasa, atau karena
begitu pandainya ia menyembunyikan
perasaannya.
"Gimana, komentar dong."
"Ada filmnya nggak?"
"Nggak ada, tapi kalau yang asli justru ada",
kataku sambil bergurau.
"Yang asli mana, coba" aku terkejut mendengar
pernyataannya, sampai-sampai aku hampir tidak
bisa menjawabnya.
"Eh, ada tapi itu anu.." aku jadi gugup, sambil
kuarahkan jariku ke arah kemaluanku.
"Tapi apa Mas.."
"Tapi harus ada gantinya, barter gitulah."
"Tapi kalau yang ini aku nggak punya", sambil
ujung jarinya menunjukkan kemaluan pada
gambar yang ia pegang.
"Yang semacam juga nggak pa-pa"
"Yang bener nih", sambil tangannya bersiap-siap
mau memegang daerah terlarangku yang masih
terbungkus celana.
"He-eh bener", kujawab saja sekenanya, aku kira
hanya gertakan saja dia mau memegang
kemaluanku. Betapa kagetku ternyata tangannya
benar-benar memegang kemaluanku dari luar
celana.
Aku tidak bisa bilang apa-apa, selain
menikmatinya dengan perasaan senang. Secara
refleks kuraih kepalanya dan kudekap sambil
dalam hati berkecamuk memikirkan peristiwa ini.
Kalau pacar atau orang lain aku tidak bingung,
tetapi ini adalah saudara sepupuku yang sewaktu
kecil sering bermain bersama. Tetapi karena ia
terus mengusap kemaluanku dari luar celana, aku
buang pikiran itu jauh-jauh keraguanku.
Keputusanku adalah menikmati saja peristiwa ini.
Kucium keningnya, pipinya dan bibirnya. Sambil
kugerayangi punggungnya, lehernya,
pinggangnya, pantatnya dan terakhir buah
dadanya. Sebagai penjajakan saja apa reaksinya.
Ternyata ia diam saja, bahkan semakin keras
memegang selangkanganku. Terus kuciumi
bibirnya sampai nafasnya memburu. Kubuka
kausnya, dan aku melihat kulit tubuh yang tidak
pernah terkena matahari itu demikian
menimbulkan birahiku. Kubuka BH-nya dan
tambah kagum aku atas keindahannya. Kuelus
buah dadanya yang kenyal dan sekali-kali
kupencet putingnya yang membuat nafasnya
makin memburu. Begitu aku berusaha mencium
buah dadanya, ia mundur sambil menarik
tanganku ke arah tempat tidur.
Dalam keadaan telentang tampaknya ia sudah
siap menerima tindakanku berikutnya, buah
dadanya yang menantang bergelantungan.
Sebelum aku mendekatkan diri, aku melepaskan
pakaianku hingga tuntas, sehingga batang
kejantananku yang sudah membesar tergantung-
gantung mengikuti gerak dan langkahku.
Bersamaan dengan itu ia melepaskan juga
pembungkus tubuhnya yang masih tersisa,
sehingga kami benar-benar sudah telanjang bulat.
Tubuhnya benar-benar mulus, tidak ada cacat,
payudaranya sedang, masih kencang, puting
susunya coklat tua, mendekati hitam, perutnya
ramping, lipatan kecil di perutnya menunjukkan
belum begitu banyak lemak di situ, pinggulnya
sedang, bulu kemaluannya tipis, sehingga bibir
kemaluannya yang mengatup dengan rapi terlihat
begitu indahnya.
Ia raih batang kemaluanku, dan aku mendekatkan
diri sehingga mudah baginya untuk mengulum
dan menjilati batang kejantananku. Sementara
tanganku tanpa kusadari sudah meraih bibir
kemaluannya yang sudah basah. Kuelus-elus
bibir kemaluannya sambil kucari dan sesekali
kusentuh klitorisnya. Dan kumasukkan jari
tengahnya menggapai dasar kemaluannya. "Jilat
kepalanya", aku berbisik kepadanya. Dengan
sigapnya ia segera tahu maksudku. Ia segera
mulai menjilati kepala kemaluanku yang semakin
membesar saja dan mengkilap oleh jilatan. Rasa
geli dan nikmat bercampur jadi satu. Birahiku
benar-benar sudah sampai di ujung, ingin segera
mengikuti naluriku untuk segera memasukkan ke
dalam liang senggamanya. Tetapi nanti dulu,
kuciumi dulu tubuh Eva, dari mulai bibir, telinga,
leher, buah dada, perut dan liang kewanitaannya.
Kujilat-jilat klitorisnya yang membuat dia
menggelinjang ke kanan kiri tidak karuan,
pantatnya dia angkat tinggi-tinggi sehingga aku
mempunyai ruang yang baik untuk melakukan
kegiatanku menjilati klitorisnya yang sekilas kulihat
semakin bengkak dan merah.
Sampai suatu saat tubuhnya makin menegang
sambil berteriak menyebutkan sesuatu yang tidak
jelas, bersamaan dengan itu membanjirlah cairan
bening dari liang kewanitaannya. "Aku sampai
Mas, aku sampai Mas..." begitulah ucapan yang
kutangkap dengan nafas terengah-engah.
Kemudian kuambil posisi untuk menyetubuhinya,
kemaluanku yang sudah tegang dan membesar
di ujungnya kusiapkan di depan pintu gerbang
kewanitaannya. Dengan bimbingan tangannya,
kumasukkan kemaluanku sampai habis tertelan
oleh liang kenikmatannya. Kembali ia mengerang,
sambil memelukku dengan keras. Sejenak
kudiamkan saja batang kejantananku di dalam.
Kurasakan pijitan liang kewanitaannya sangat
membuatku semakin nikmat. Batang
kejantananku masih kudiamkan terendam di situ.
Eva mulai menggerak-gerakkan pinggulnya,
sampai kusentuh dasar kemaluannya yang terasa
seperti benjolan yang semakin keras menyentuh-
nyentuh kepala kemaluanku. Semakin nikmat
rasanya, sehingga aku sendiri tidak tahan lagi
dengan gesekan dan pijitan dari liang
senggamanya sehingga otot-otot pada tubuhku
menegang dan bersamaan dengan itu, tanpa
kusadari keluar maniku membasahi dan
menghangatkan dasar kemaluannya. Kurasakan
Eva lagi-lagi mencapai orgasme. Kali ini lebih
panjang erangannya, semakin kuat ia memelukku
dan gerakan tubuhnya semakin tidak teratur.
Kutancapkan dalam-dalam kemaluanku, hingga
kami saling berpelukan. Beberapa detik kemudian
kami terkulai. Aku masih belum ingin mencabut
kemaluanku yang bersarang dengan damai di
liang sorganya. Kubalik tubuhku sehingga ia
menjadi menindihku. Eva benar-benar puas dan
sangat-sangat kelelahan. Beberapa menit
kemudian ia sudah tertidur dengan pulas.
Kemaluanku yang sudah melemah masih berada
di dalam liang kewanitaannya.
Aku pun tertidur, dengan perasaan lega. Tengah
malam kami bangun dan bermain lagi sampai
puas. Tiap bangun bermain lagi. Sampai akhirnya
kami benar-benar tertidur hingga jam 10 pagi.
Karena di rumah tempat kost-ku cukup tesedia
makanan instan. Sehingga hari itu kami bisa
melakukan dengan sepuas-puasnya, dan kami
merasa tidak perlu lagi memakai baju di dalam
rumah. Memasak air, menyapu mencuci piring
selalu diselingi dengan adegan percintaan. Sampai
sore hari ia berpamitan kembali ke Surabaya
melanjutkan kuliahnya. Sejak saat itu ia sering ke
kotaku. Sampai ia mempunyai pacar dan
menikah.


Adult | GO HOME | Exit
1/2269
U-ON

inc Powered by Xtgem.com